Allah SWT telah menurunkan beribu-ribu nabi ke muka bumi ini. Dari mulai nabi Adam a.s, sampai kepada nabi penutup akhir jaman yaitu nabi Muhammad Saw. Kita tentunya sudah mengetahui antara nabi dan rasull. Kita bisa bandingkan antara seorang nabi dengan seorang rasull, dimana seorang nabi mereka di beri wahyu oleh Allah semata-mata hanya untuk dirinya sendiri, tetapi seorang rasull mereka diberi wahyu ya untuk dirinya ya untuk umatnya, maka dari hal tersebut bisa kita kaji bahwa seorang nabi belum tentu rasull tetapi seorang rasull sudah tentu seorang nabi.
Dari dulu anak-anak kecil sudah mulai diajarkan bertauhid dengan salah satunya mengetahui rasull-rasull yang 25 dari mulai nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad saw. Dari ke 25 rasull tersebut terdapat 5 nabi unggulan yang di sebut Rasull ulul ‘azmi. Istilah ulul ‘azmi tercantum dalam surat Al-Ahqaaf (46) ayat 35, “Bersabarlah seperti sabarnya rasul-rasul ulul ‘azmi”. Kelima rasull tersebut adalah Nabi Nuh a.s, Ibrahim a.s , Musa a.s, Isa a.s dan Muhammad Saw.
Nabi yang terakhir disebut diatas merupakan nabi kita, nabi penutup akhir jaman tidak ada lagi nabi setelah beliau. Kemuliaan akhlaknya sudah tidak diragukan lagi, kesabarannya, keberaniannya, kegagahannya yang merupakan contoh suri tauladan umatnya.
Apakah kita tahu bapak-bapak dari rasull ulul ‘azmi ? ya… kita sering mengira bahwa seorang rasull atau nabi merupakan anak dari seorang nabi pula. Tidak ada salahnya kita beranggapan seperti itu karena memang diantaranya banyak nabi yang merupakan anak seorang nabi seperti halnya nabi Sulaiman a.s yang merupakan putera dari nabi Daud a.s, Nabi Ishak a.s yang merupakan anak nabi Ibrahim a.s. Tetapi anehnya para Rasull ulul ‘azmi mereka semuanya bukanlah anak dari seorang nabi, mari kita tengok sedikit siapa bapak-bapak mereka.
Menurut Ibnu Katsir dalam kitab Qishashul Anbiya’, Nabi Nuh a.s adalah anak seorang biasa yang bernama Lamak bin Mutawasylih. Nabi Musa a.s adalah anak Imran bin Qaiths. Menurut Ibnu Asakir, Nabi Ibrahim a.s adalah anak pembuat patung berhala yang bernama Azar bin Nakhur. Nabi Isa a.s malah tidak mempunyai ayah, sehingga disebut Isa putera Maryam. Ayah nabi Muhammad Saw. adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, pedagang muda Mekah yang meninggal diperjalanan sewaktu Muhammad masih dalam kandungan Ibunya.
Nabi yang merupakan anak dari seorang nabi tentunya sejak kecil sudah terdidik dalam keluarga saleh. Mereka mengalami suasana yang sehari-harinya orang menghormati ayah mereka dan meminta petunjuk. Maka ketika tugas kenabianya diwariskan, mestinya mereka tidak terlalu sulit melanjutkannya. Berbeda dengan rasull ulul ‘azmi yang harus berkarya, berjuang lebih keras dalam menyampaikan risalah Tuhan yang tanpa bekal dan perlindungan nama besar orang tua. Bukan berati para nabi selain ulul ‘azmi tidak berjuang dengan jerih payah, mereka pun sama, tetapi mungkin Allah melihat para rasull ulul ‘azmi lebih dari nabi-nabi biasanya sehingga disebutlah kelima nabi tersebut dalam istilah ulul ‘azmi.
0 komentar:
Posting Komentar