Ibadah Nafilah Bekal Menuju Puncak Spiritual

Oleh: Riwayat

Langkah yang perlu dilakukan oleh orang yang mendambakan dan ingin memperoleh puncak spiritual adalah dengan membiasakan dirinya tengelam dalam amal-amal nafilah secara kontinyu. Setiap ada waktu dan kesempatan, baik siang maupun malam. Mengenai keutamaan ibadah-ibadah nafilah tersebut Allah menjelaskan dalam hadis qudsi sebasgai berikut: ”Dan selalu seorang hamba-hamba-Ku mendekat kepada Ku dengan nafilah-nafilah sehingga Aku mencintainya.” (H.R. Bukhori) Dalam al-Qur’an dikatakan, ”Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Q.S. Al-Isra’: 79).

Nabi Muhammad mengatakan bahwa tidaklah seorang muslim melaksanakan shalat nafilah demi mendapatakan ridha Allah dua belas raka’at setiap harinya, melainkan Allah membuatkan sebuah rumah baginya di Surga” (H.R. Muslim).

Ibadah nafilah merupakan ibadah sunah selain fardhu, baik berupa puasa, shalat, shodaqoh, haji dan ibadah lainnya.

1. Macam-macam Puasa Sunah

Sebelum penulis uraikan satu persatu tentang puasa nafilah perlu kiranya kita mengetahui keutamaan puasa secara umum. Nabi Saw. bersabda: ”Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari fisabilillah, melainkan Allah menjauhkan dia dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.” (H.R. Bukhori).

Di antara puasa-puasa nafilah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Puasa sehari dan buka sehari

Puasa ini juga disebut dengan puasa Nabi Daud. Nabi Saw. bersabda, ”Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Daud alaihis salaam dan merupakan puasa paling afdhal” (H.R. Muslim).

b. Puasa hari senin dan kamis.

Nabi Saw. bersabda, ”Amal disetorkan pada hari senin dan kamis oleh karena itu aku ingin ketika disetor amal-amalku aku dalam keadaan berpiuasa” (H.R. Muslim).

c. Puasa enam hari pada bulan Syawal.

“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka seolah-olah ia berpuasa setahun penuh” (H.R. Muslim).

d. Puasa tiga hari bidh (putih)

“Apabila kamu berpuasa tiga hari dalam sebulan (penanggalan qomariah/hijriyah) maka puasalah pada hari ke tiga belas, empat belas, dan lima belas” (H.R. Turmudzi).

e. Puasa Asyuro dan Tasu’a

Maksudnya adalah puasa pada hari ke sembilan dan ke sepuluh bulan Muharram. Nabi Saw. bersabda, ”Saya memohon kepada Allah Swt. agar puasa Asyuro menutupi kesalahan tahun lalu dan tahun yang akan datang” (H.R. Muslim).

f. Puasa Arafah.

“Aku memohon kepada Allah swt. agar puasa hari Arafah menutupi kesalahan setahun yang lalu dan setahun yang kan datang” (H.R. Muslim).

Macam-macam Shalat Sunat

a. Shalat malam

Nabi Saw. bersabda, ”kalian harus shalat lail, sebab itulah jalan para sholihin, itulah pendekatan diri pada Rabb kalian, penghapus kesalahan dan pemusnah dosa-dosa”. (H.R. Turmudzi).

b. Shalat tarawih.

Adalah shalat yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadhan.

c. Shalat tahiyatul masjid

“Jika salah seorang di antara kamu masuk masjid maka jangan duduk sehingga melaksanakan shalat dua rakaat,” (H.R. Muslim).

d. Shalat dhuha

“Setiap pagi ada kewajiban bershodaqoh bagi tiap-tiap persendian, dan bisa memadai semua dengan dua rakaat shalat dhuha”. (H.R. Muslim).

e. Shalat Awwabin.

“Siapa melakukan shalat sunat enam rakaat setelah shalat magrib dan di antara shalat-shalat itu tidak berkata dengan kata-kata yang buruk, maka shalatnya sebanding ibadah dua belas tahun”. (H.R. Ibnu Majah).

f. Shalat sunat wudhu.

“Rasulullah Saw. berkata kepada Bilal,” ceriatakan kepadaku amal yang mat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di Surga?” Bilal, ”Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya”. (H.R. Bukhori).

Shodaqoh Nafilah

Allah Swt berfirman, ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia dikehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” (Q.S. Al-Baqoroh: 261).

Shodaqoh nafilah merupakan ibadah yang berperan besar dalam mengandakan pahala dari orang-orang yang ingin mencapai ridha Allah swt. dan mereka yang ingin meraih puncak spiritual. Shodaqoh inilah yang akan menyempurnakan amal-amal kita yang kurang sempurna.

Ibadah Nafilah Haji dan Umrah

Ibadah nafilah haji dan umrah akan mendekatkan seseorang kepada Tuhannya, dan sudah barang tentu ia akan meraih satu posisi yang mulia di sisi Allah Swt. Hal ini akan diperoleh bagi yang ikhlas dalam pengabdian dan penghambaan kepada Allah Swt. keistimewaan ini akan memperlapang jalan dan cita-citanya untuk meraih posisi puncak spiritual. Sebab kedua ibadah tersebut merupakan jalan menuju keutamaan, kemuliaan dan ketinggian spiritual seseorang. Nabi Saw bersabda, ”Siapa menunaikan ibadah haji, sedang ia tidak rofst (berkata kotor/jorok) dan tidak fasiq, maka ia telah keluar dari dosanya seperti ketika ia dilahirkan ibunya.” (H.R. Bukhori dan Muslim). “Antara satu umrah dan umrah yang lainnya menghapuskan dosa di antara keduanya, dan haji mabrur balasannya adalah surga.” (H.R. Bukhori dan Muslim).

Ibadah-ibadah nafilah di atas merupakan bekal untuk meraih puncak spiritual. Ibadah tersebut hendaknya dilalui dan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan keridhaan Allah semata sehingga ibadah tersebut akan memberi pengaruh pada aspek batin kita, dan pada akhirnya akan menjadikan diri kita selalu dekat kepada Allah dan selalu berusaha melaksanakan perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dan pada fase berikutnya kita akan mendapatkan ridha Allah dengan mendapatkan kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Sudah barang tentu dalam keadaan seperti ini manusia akan mencapai puncak spiritual dan dianugrahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Puncak spiritual tersebut merupakan bukti bahwa ia telah sampai kepada ridha Allah Swt.