Oleh: Riwayat
Pada hari kiamat nanti kedua kaki seorang hamba tidak akan beranjak sampai ia ditanya mengenai umurnya, untuk apa dihabiskan, mengenai ilmunya, untuk apa dipegunakan, mengenai hartanya dari mana ia dapatkan dan dalam rangka apa ia belanjakan, dan mengenai badanya, untuk apa ia rapuhkan, ( HR. Tirmidzi). Hadis tersebut menginformasikan kejadian dihari kiamat. Kejadian masa depan yang akan dialami oleh setiap manusia. pertanyaan Allah kepada manusia, Allah meminta pertanggungjawaban manusia, akan semua yang dinikmatinya dunia ini.
Empat pertanyaan itu adalah mengenai umur, masa yang dipunyai manusia untuk menikmati hidup di dunia, umur yang diberikan Allah untuk menikmati kebesaran-Nya di alam ini. Umur adalah pinjaman dari Allah yang harus di pertanggungjwabakan. Umur adalah nikmat yang hendaknya disyukuri setiap manusia, ketika manusia tidak bersyukur dengan nikmat umur maka manusia akan merugi. Merugi dunia dan merugi di akherat. Allah berfirman bahwa semua manusia akan merugi dengan masa kecuali yang beriman dan beramal baik, saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat untuk konsisten dengan sabar,”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Asr:1-3)
Umur manusia hanya sebatas takdir yang telah ditetapkan oleh Allah, ketika batas itu telah sampai maka manusia akan meninggalkan dunia fana ini dan menuju alam barzah, lam penantian menuju alam akherat, alam penantian datangnya hari kiamat. Ketika batas umur telah terpenuhi, maka manusia akan mengalami kematian, kematian jasad, sedangkan rohnya akan pergi menuju alam kubur, semua yang ia miliki akan ditinggal, harta benda, pangkat, keluarga dan segala yang bersifat materi akan ditinggalkannya, yang setia hanyalah amalnya. Amal baik dan buruk akan setia menyertainya. Amal baik akan membuatnya bahagia dan amal buruk akan membuatnya sengsara.
Nabi mengatakan bahwa ketika manusia telah sampai umurnya/ mati. Maka harta, anak-anak dan pengiring jenazahnya akan kembali pulang sedangkan yang setia adalah amalnya. (Hadis). Dan sebaik-baik bekal menuju akherat adalah takwa,”berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal,(QS. Al-Baqarah: 197). Di samping memberi batas umur, Allah memberi rambu-rambau kepada manusia agar menggunkan umurnya, dengan diturunkan ayat-ayat melalui para nabi rasul. Sebagimana kutipan ayat Al-Asr di atas. Tidak itu saja Allah juga memberikan informasi yang jelas mengenai bekal yang harus dibawa oleh manusia untuk perjalanan ke akherat, seperti beriman dan bertakwa. Semua informasi itu hanya akan diindahkan oleh yang berakal dan bernurani yang bersih.
Rasulullah mengatakan bahwa hanya orang orang yang cerdaslah yang memikirkan kehidupan di akheratnya, memikirkan kehidupan setelah mati, tidak terperdaya oleh nafsu dan gemerlap kehidupan dunia,”Orang cerdas adalah orang yang mengendalaikan dirinya(menghisab dirinya, dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yangmengikuti hawa nafsu dan berangan-angan kepada Allah,”(HR. Tirmidzi).
Tetapi malangnya, banyak manusia yang lalai dengan umurnya, dengan berhura-hura terpedaya oleh kehidupan dunia, mengumbar hawa nafsu, bermain-main dan berfoya-foya tanpa mengisi umurnya dengan amal yang diridhoi oleh Allah.padahal umru adalah modal untuk menuju kehidupan abadi di surga, kehidupan yang kekal, tidak kehidupan sesudahnya. Kalau baiak amalnya maka ia kan hidup kekal di surga dan sebaliknya kalau jelek amalnya, tidakberiman ia akan menjadi penghuni neraka. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa umur manusia adalah modal dasar untuk meraih keabadian, di surga maupun di neraka. Lebih lanjut Ibnu qayyim mengatakan kalau manusia menggunakan waktunya untuk beramal baik dan menaati Allah, maka itulah kehidupa dan umurnya, sebaliknya kalau waktunya untuk bermaksiat dan lalai, maka kematiannya lebih baik daripada hidupnya.
Manusia hidup membutuhkan ilmu dengan ilmunya mnusia terbantu untuk mendayagunakan umurnya dan kemampuannya, ilmu adalah cahaya Allah. Cahaya yang akan menerangi kehidupan yang memilikinya. Ilmu sebagai titipan Allah kepada manusia juga akan menjadi pertanyaan di padang mahsyar nanti. Dengan ilmu yang dimilikinya, manusia akan dimintai pertanggungjawaban, untuk apa ilmu itu dipergunakan. Mujur kalau mempunyai ilmu digunakan untuk kebaikan orang banyak, dan celaka bagi manusia yang mempunyai ilmu tetapi tidak bermanfaat dan bahkan mencelakai orang lain. Ada juag orang berilmu tetapi dengan ilmunya ia membuat onar di tengah masyarakat, memanfaatkan ilmunya untuk menipu dan menghancurkan negara, seprti para koruptor yang lihai mengelapkan uang negara. Dan beruntunglah manusia menggunakan untuk kebaikan dan keikhlasan karena Allah. Imam Ali mengatakan,”beruntunglah orang yang ilmu dan amalnya, cinta dan marahnya, menghukumnya dan meninggalkannya, bicara dan diamnya semua ikhlas karena Allah.”
Harta akan dimintai pertanggungjawaban, dari mana harta itu dan kemana di belanjakan, semua akan ditanya, asal harta dan mebelanjakannya. Kitaseringmelihat orangdengan tanpa meras dosa dan takut mengambil harta orang lain dengan zalim, apakah orang seperti ini tidak tahu hadisdi atas atau tahu tetapi dengan pengetahuannya ia acuh dan tidak menggunakannnya? Apapun alasannya yang pastisetiap harta yang kita miliki akan dimntai tanggug jawab baik dari segi cara memperolehnya maupun pembelanjaannya. Kesadaran akan adanya hari akherat dan pertanggungjawaban harta perlu kita tumbuhkan agar kita hidup tidak sembarangan dan berdasarkan keinginan hawa nafsu. Bahkan orang yang menghamba kepada harta, uang, dan hamba dunia akan celaka,” Celaka hamba dinar, celaka hamba dinar, celaka hama dunia. Bila diberi puas dan bila tidak diberi marah. Celaka dan sungguh amatcelaka ia. Apabila ia tertusuk duri semoga tidak tercerabut,”(HR. Bukhari).
Badan yang kita punyai adalah dari Allah, mulai dari mata, telinga, mulut, hidung, kaki dan tangan dan seluruh tubuh kita adalah dari Allah, Allah yang mempunyai itu semua, sebagai pemilik sudah tentu akan mengambil kembali dan memintai pertanggungjawaban kepada orang yang di pinjami. Badan yang kita merasa memiliki selama ini adalah pinjaman dari Allah, pinjaman yanag akan dikembalikan lagi, pengembalian berupa tanggungjawab selama hidup di dunia. Mulai baliqh hingga kita meninggal semua akan ditanyai oleh Allah. Sebagai manusia yang beriman dan berakal tentunya kita siap untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan kehendak Allah. Menggunakan umur sesuai perintah Allah, mencari dan mempergunakan harta, serat memanfaatkan badan untuk Allah semata. Allahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar