Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

27 Juni 2008

Kunggulan Manajemen Rasulullah

Oleh : Riwayat

Sungguh, pada diri Rasulullah terdapat teladan bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan keselamatan hari akhir, serta banyak mengingat Allah.(QS.Al-Ahzab/33:21). Secara umum ayat tersebut memberi informasi bahwa dalam kepribadian rasullah Muhammad Saw terdapat contoh dan referensi bagi mereka yang mendamba rahmat, selamat dunia dan akhirat. Teladan dan referensi yang dapat kita ambil dari Rasulullah sangat banyak, salah satunya adalah manajemen Rasulullah. Dalam pembahasan ini sengaja akan dikupas satu sisi kepribadian Rasulullah sebagai seorang manajer, apa rahasia keberhasilan Rasulullah dalam memimpin rakyat dan umatnya, sehingga patut dijadikan teladan bagi para pemimpin, apa kiat Rasulullah dalam manajemen sehingga mampu mengatur dan mengajak umatnya dalam satu visi dan misi.

Ketika bangsa kita mengalami krisis kepemimpinan, ketika penduduk negeri ini butuh pemimpin yang adil, bijaksana dan mengerti kebutuhan dan keinginan rakyat, ketika bangsa kita butuh seorang pemimpin yang disukai rakyat dan sekaligus dan diridhoi Allah, ketika bangsa kita rindu seorang pemimpin yang disegani, dihormati kawan maupun lawan, maka pilihan tersebut ada pada sosok pemimpin yang mentauladani kepemimpinan Rasulullah Saw, kenapa harus Rasulullah tidak pemimpin yang lain? Karena pertama, Rasulullah seorang pemimpin yang direkomendasikan Allah Swt untuk ditauladani dan dijadikan referensi.Kedua, Rasulullah adalah pemimpin yang bebas dari dosa dan salah(maksum). Ketiga,Rasulullah memimpin dengan akhlakul karimah.Keempat Rasulullah memimpin umat berdasarkan wahyu Allah, tidak berdasarkan hawa nafsunya.Kelima, sebagai parjurit atau bawahan (umat) sudah selayaknya meniru seorang manajer (pemimpin) yang langsung diutus oleh Pencipta alam semesta.

Dalam tataran teoritis kepemimpinan modern, ada dua pendekatan ekstrim dalam memandang atau mengkatagorikan kepemimpinan,pertama memandang kepemimpinan identik dengan kekuasaan,pemimpin adalah penguasa, pemimpin adalah segalanya. Paradigma seperti ini menyeret manusia untuk melegalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Kedua memandang kepemimpinan dari sisi kemanusiaan. Paradigma ini beranggapan bahwa menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan bagi yang dipimpinnya. Pemimpin dalam katagori ini selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya (yang dipimpinnya), rela berkorban waktu, tenaga, fikiran, harta bahkan nyawa sekalipun.

Sebagai pemimpin Rasulullah berusaha untuk memberi yang terbaik bagi rakyatnya, sehingga dalam kepemimpinannya, Rasulullah selalu mengutamakan rakyatnya, berkorban untuk rakyatnya, bahkan sampai akhir umurnya Rasulullah masih memikirkan rakyatnya. Bukti sejarah ini menunjukkan bahwa Rasulullah sebagai pemimpin sejati yang sangat mencintai rakyatnya. Kalau kita analisa lebih jauh dari berbagai peristiwa sejarah Rasulullah, maka akan kita temukan prinsip-prinsip dasar manajemen, yaitu,

Pertama, kemampuan beliau dalam memotivasi tim.Motivasi dalam tim sangat dibutuhkan, dalam hal ini Rasulullah tahu bahwa fungsi pujian dan motivasi akan mampu mendongkrak dan mengoptimalkan bawahan untuk menyelesaikan tugas, di antara pujian dan motivasi yang diberikan Rasulullah kepada sahabat adalah, gelar yang diberikan kepada Abu Bakar adalah as-siddik, Umar bin bin Khattab diberi gelar al-Faruq,Khalid bin Walid gelarnya adalah Saifullah al-Maslul(Pedang Allah yang Terhunus),Hamzah diberi gelar Asadullah (Singa Allah). Selain memberi gelar atau penghargaan, Rasulullah juga memberi pujian kepada para sahabat,Misal Rasulullah memuji kesetiaan Abu Dzar ra.dengan bekata,”Tiada yang dinaungi langit dan dipikul bumi yang lebih setia dari Abu Dzar.” Setelah perang Uhud selesai Rasulullah langsung memberi penghargaan kepada para sahabatnya sebagai motivasi,”Sebaik-baik penunggang kuda (pasukan kavaleri) kita adalah Abu Qatadah dan sebaik-baik pejalan kaki (pasukan Infantri) adalah Salamah.Bahkan ketika pasukan Rasulullah kocar kacir, dalam keadaan genting Rasulullah masih mampu memberi motivasi kepada para sahabat,”Mereka tidak lari, tetapi sedang mengatur strategi,insya Allah.” Dari fragmen sejarah perjuangan Rasulullah di atas terlihat jelas akan kehebatan Rasulullah dalam manajemen, Dalam manajemen modern, sikap dan tindakan Rasulullah termasuk ciri-ciri manajer yang berfikir dan berkata positif.Berfikir dan berkata positif merupakan bagian integral bagi seorang manajer, dengan berfikir dan bertindak positif akan mampu meningkatkan kualitas kerja.

Kedua, Simpel dan efektif dalam memberi motivasi,”Orang yang paling aku cintai dan paling dekat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Tirmidzi). Memberi motivasi merupakan sebuah komunikasi, dari perkataan Rasulullah di atas dapat dikatakan bahwa komunikasi yang efektif merupakan modal dan ciri seorang manajer yang paling penting. Perkataan Rasulullah di atas sangat berdampak tinggi, karena menggunakan bahasa yang efektif,”Orang yang paling aku cintai dan paling dekat duduknya di hari kiamat,”merupakan pernyataan yang berdaya dampak tinggi dibanding dengan pernyataan yang sama tetapi dengan bahasa yang kurang efektif dan jauh dari tegas dan menggugah,misalkan,”Orang yang aku cintai dan dekat duduknya dihari kiamat,” Rasulullah menggunakan kata “paling” untuk memberikan ketegasan, efek, dampak yang tinggi bagi para sahabat. Ilustrasi lain,”Hasil kerja yang luar biasa,” bandingkan dengan pernyataan berikut,”Hasil kerja yang sangat luar biasa,” pernyataan kedua lebih mempunyai dampak yang tinggi dan tegas, serta mampu memancarkan kuasa dan kendali atas setiap situasi.

Ketiga, kemampuan mendelegasikan tugas. Manajer yang sukses adalah manajer yang mempunyai pemahaman dan kemampuan mendelegasikan tugas di organisasi yang ia pimpin. Rasulullah sangat memahami urgensi masalah ini, beliau berusaha membagi tugas dan tanggung jawab kerja kepada para sahabatnya sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing. Ketika Rasulullah masih menerima wahyu. Ali bin Abi Thalib ra. dan Utsman bin Affan ra. mendapat tugas menulis wahyu, jika keduannya tidak ada maka diganti oleh Ubay bin Ka,ab ra, dan Zaid bin Tsabit ra. Zubair bin Awwan ra.dan Juhaim bin Shalt ra. diberi tugas mencatat harta sedekah. Mughirah bin Syu’bah ra. dan Hasan bin Namir ra. bertugas mencatat keuangan dan transaksi antarmanusia.Zaid bin tsabit diberi tugas menyiapkan surat-surat yang akan dikirim ke raja-raja dan para penguasa. Rasulullah menyadari bahwa untuk mencapai hasil maksimal sangat perlu memberi wewenang dan kepercayaan kepada para sahabat dalam melaksanakan tugasnya.

Keempat, kemampuan mengevaluasi dan mengontrol. Selain melakukan pendelegasian Rasulullah juga melakukan pemantauan, pengontrolan dan evaluasi terhadap tugas-tugas para sahabat. Rasulullah tidak pernah membiarkan setiap orang bertindak sesuka hatinya. Tetapi selalu mengevaluasi dan meminta pertanggungjawaban atas kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan oleh para sahabat. Ketika perang Tabuk usai Rasulullah bertanya kepada Ka’ab bin Malik sebab tertinggalnya dari perang tabuk,”Bukankah kamu telah membeli kendaraan?” Rasulullah selalu mengontrol, mengevaluasi dan mengaudit para pegawainya dalam pendapatan dan pembelanjaan. Rasulullah pernah mengutus seseorang untuk mengumpulkan zakat.Setelah pulang, beliau mengauditnya, Rasulullah Saw. memberikan tugas (mendelegasikan) kepada seseorang dari Kabilah Azd untuk mengumpulkan zakat dari Bani Sulaim. Setelah Pulang dengan membawa kekayaan, beliau mengauditnya. Laki-laki itu menjelaskan,”Ini bagian kalian dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku.” Mendengar itu Rasulullah Saw. Bersabda,”Andai kamu duduk di rumah ayah dan ibumu, apakah akan dating hadiah padamu, jika kamu jujur?!” Kemudian beliau berdiri untuk berkutbah. Setelah memuji Allah Rsulullah bersabda,”Mengapa seseorang diberi sebagian tugas yang diamanahkan kami mengatakan,”Ini untuk kalian dan ini hadiah untukku?” Andai dia duduk di rumah ayah dan ibunya, apakah akan dating hadiah kepadanya? Demi Zat yanh jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seseorang yang kami beri sebagian tugas yang diamanahkan kepada kami, lalu mengkorup sesuatu darinya, kecuali akan memikul hasil korupnya pada hari kiamat.(HR. Bukhori dan Muslim).

Kelima, mampu mewujudkan visi dan misi. Visi dan misi memiliki kaitan yang sangat erat dengan pikiran dan perkataan positif. Misi Merupakan kekuatan dahsyat, biasanyaÿÿerusahaaÿÿatau orgÿÿisasÿÿbesar ditopang oleh misi yang heÿÿt. Rosulullah memiliki misi yaitu menegakkan kalimat tauhid dimana saja, menjadi rahmat bagi seluruh alam dan memperbaiki akhlak manusia. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,”( HR.Ahmad). Misi ini dipertegas oleh Allah,”Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”(QS. Al-Ambiya/21: 107).Visi dan misi tersebut Oleh Rasulullah diwujudkan dengan berdakwah dan memberi cotoh kepada umatnya, visi dan misi tersebut diwujudkan dengan berbagai ibadah, seperti puasa, zakat, salat, haji serta ibadah lainnya, semua ibadah itu adalah upaya untuk mewujudkan visi dan misi yang diperintahkan Allah kepada Rasulullah dan umatnya. Rasulullah pernah bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada.” Ini adalah semacam slogan kalau kita bahasakan dalam dunia manajemen, tetapi visi dan misi ini bukan sekedar tinggal jargon,tetapi benar-benar diwujudkan oleh Rasulullah dalam kehidupan nyata bersama para sahabatnya. Presiden Direktur Coca-Cola, Robert Woodruff di Amerika serikat pada tahun 1923-1935 memiliki misi,”Kapan saja, dimana saja, minum Coca-Cola.”Misi terkesan sama dengan ungkapan Rasulullah di atas, kalau Rasulullah mengatakan ,”bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada,”Visi dan misi Rasulullah di atas mampu mendongkrak nama Islam di kancah dunia saat itu, Robert Woodruff seolah mengadopsi visi dan misi Rasulullah di atas dan dijadikan misi perusahaannya, misi ini ternyata berhasil meningkatkan image perusahaan minuman tersebut sehingga berhasil meraup keuntungan yang sangat besar.*Wallahu a’lam bisawwab

0 komentar:

Popular Posts